ANTIHISTAMIN II “ Turunan Propilamin dan fenofiazin “
A.
Pengertian
Antihistamin
merupakan obat-obatan yang tujukan untuk penggunaan yang berfungsi untuk
mengobati suatu reaksi alergi (alergi makanan, alergi gigitan serangga, biduran
dan reaksi alergi lainnya),antihistamin
juga dapat digunakan untuk menangani gejala yang timbul ketika berkeendaraan
seperti mabuk berkendaraan(mual ataupun muntah), dermatitis atopik dan
urtikaria. H2-blockers
(penghambat asam) Tidak memberikan efek yang kuat untuk mengurangi sekresi asam
lambung tetapi memiliki toksisitas yang minimal bahkan sangat kecil sekali
sengingga antihistamin 2 sangat dianjurkan untuk digunakan oleh pasien peptik
ulkus. Bekerja dengan menghambat secara selektif dan refeksibel, mengurangi
volume dan mengurangi kadar ion hidrogen cairan lambung ,sehingga terjadi
penurunan sekresi asam lambung yang mengakibatkan perubahan
atau penurunan jumlah pepsinogen menjadi peptin . Efeknya adalah
berkurangnya hipersekresi asam klorida, juga mengurangi vasodilatasi dan
tekanan darah menurun.
B.
Pembagian
Berdasarkan
strukturnya, antihistamin terbagi menjadi 4 kelompok yakni sebagai berikut :
1.
Turunan eter amino alkil (kolamin)
2. Turunan
Etilendiamin
3. Turunan
propilamin
4. Turunan
Fenotiazin
Pada blog
sebelumnya telah membahas tentang antihistamin 1 turunan kolamin dan
etilendiamin. Pada blog kali ini akan menjelaskan tentang turunan propilamin
dan feotiazin sebagai berikut :
TURUNAN
PROPILAMIN
Antihistamin
golongan ini merupakan antagonis H1 yang paling efektif. Obat golongan ini
memiliki daya antihistamin yang kuat . contoh obat olongan ini yakni feniramin,
khlorpheniramin dan triopolidin.
Misalnya kloramfeniramin maleat / CTM
·
Anak-anak usia 1 tahun hingga kurang dari 2 tahun 1 mg, dua kali sehari.
·
Anak-anak usia 2-5 tahun 1
mg, tiap 4-6 jam. Batas maksimal dosis per hari adalah 6 mg.
·
Anak-anak usia 6-11 tahun 2 mg, tiap 4-6 jam. Batas
maksimal dosis per hari adalah 12 mg.
·
Anak-anak usia di atas 12 tahun hingga dewasa 4 mg, tiap
4-6 jam. Batas maksimal dosis per hari adalah 24 mg, dan 12 mg bagi orang
berusia di atas 65 tahun.
Farmakodinamik
Mekanisme kerja
chlorpheniramine sebagai antagonis H1,adalah berkompetisi dengan aksi dari
histamin endogenus, untuk menduduki reseptor-reseptor normal H1 pada sel-sel
efektor di traktus gastrointestinal, pembuluh darah, traktus respiratorius, dan
beberapa otot polos lainnya. Efek antagonis terhadap histamin ini akan
menyebabkan berkurangnya gejala bersin, mata gatal dan berair, serta pilek pada
pasien.
Farmakokinetik
ABSORBSI
Diserap dengan
baik setelah pemberian oral, tetapi hanya 25-45% (tablet konvensional) atau
35-60% (larutan) dari dosis tunggal yang mencapai sirkulasi sistemik sebagai
obat tidak berubah. Konsentrasi plasma puncak umumnya terjadi dalam waktu 2-6 jam
setelah pemberian tablet oral konvensional
DISTRIBUSI
Mengalami
distribusi cepat dan luas; Namun, distribusi belum sepenuhnya diketahui.
WAKTU PARUH
Berkisar 12-15
jam hingga mencapai 27 jam
METABOLISME
Mengalami
metabolisme substansial dalam mukosa GI selama penyerapan dan efek lintas
pertama melalui hati. Dimetabolisme Cepat dan ekstensif terutama menjadi
minimal 2 metabolit tak dikenal dan monodesmethylchlorpheniramine dan
didesmethylchlorpheniramine.
ELIMINASI
Rute Eliminasi
Diekskresikan
dalam urin.
TURUNAN FENOTIAZIN
Fenotiazin
merupakan golongan obat antipsikotik, contoh obat
(acepromazine,pephenzine,chlorpromazine,propchlorperzine).Fenotiazin terbagi menjadi
3 kelompok yakni :
1.alifatik:fenotiazin alifatik menghasilkan efek sedatif yang kuat,menurunkan tekanan darah, dan mungkin menimbulkan
gejala-gejala ekstrapiramidal.
2.piperazin:
fenotiazin piperazin ini menghasilkan efek sedatif yang sedang,efek
antimetik yang kuat,dan menurunkan tekanan
darah. Obat-obat ini juga
menyebabkan timbulnya banyaknya gejala-gejala ekstrapiramidal dari pada
fenotiazin yang lain.
3.piperadin:
mempunyai efek sedatif yang kuat menimbulkan sedikit gejala-gejala
ekstrapiramidal dapat menurunkan tekanan darah dan tidak mempunyai efek
antiemetik.Obat proklorperazin merupakan obat yang termasuk kedalam kelompok
piperazin.
Misalnya chlorpromazine
Dosis
Chlorpromazine
tablet
·
Dewasa: 25 mg, 3 kali sehari. Dosis perawatan adalah
25–100 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 gram per hari.
Untuk lansia, dosis akan di awali dengan 1/3–1/2 dosis dewasa.
·
Anak usia 1–12 tahun: 0,5 mg/kgBB, tiap 4–6 jam. Dosis
maksimal 75 mg per hari. Dosis maksimal untuk anak usia >5 tahun adalah 75
mg per hari dan untuk anak usia 1–5 tahun dosis maksimalnya adalah 40 mg per hari.
Farmakodinamik
Chlorpromazine
adalah neuroleptik yang bertindak dengan menghambat reseptor dopamin post
sinap, terutama di area sistem dopaminergik mesolimbik. Obat ini juga mampu
mencegah pelepasan hormon-hormon hipotalamus dan hipofisis.
Farmakokinetik
Absorbsi
Absorpsi obat
dalam saluran cerna cepat dan sempurna, ketersediaan hayatinya 32 ± 19 %. Kadar
plasma tertinggi dicapai dalam 2-4 jam setelah pemberian secara oral, ± 93-98 %
obat terikat oleh protein plasma
Distribusi
Distribusi terjadi
secara cepat
Waktu Paruh
waktu parunya 30
± 7 jam
Pertanyaan :
1. Apakah struktur senyawa antihistamin H2 berpengaruh
terhadap aktivitasnya, jika hal tersebut memberikan pengaruh . Hal apa yang
mendasari terjadinya pengaruh tersebut ?
2.Bagaimana
interaksi yang terjadi ketika kloramfeniramin dikombinasikan dengan obat
antikolinergik, jelaskan secara spesifik ?
3. Bagaimana
mengurangi efek samping yang timbul ketika mengkonsumsi kloramfeniramin?
DAFTAR PUSTAKA
Lisni, I., A. Anggraini dan R. Puspitasari.
2020. Kajian Peresepan Obat Antihistamin Pada Pasien Rawat Jalan Di Salah Satu
Rumah Sakit Di Bandung. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2(2) : 52-62.
Indijah, S. W dan P. Fajri. 2016. Farmakologi.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Saya akan menjawab pertanyaan no 3. Jadi setiap obat pasti menimbulkan efek samping baik kecil maupun besar. Jadi bagaimana agar efek samping yang diperoleh dari konsumsi CTM seminimal mungkin yaitu kita harus mengkonsumsi obat ini sesuai aturan pakainya . Harus Tepat dosis, tepat waktu ,tepat pasien, tepat obat , tepat rute.Lalu pahami juga kontraindikasi dari obat ini pada kondisi apa saja misalnya ctm dikontraindikasikan pada penderita asma akut sehingga penderita tersebut harus hati hati dalam konsumsi obat ini dan harus konsultasi ke dokter dulu . Dalam konsumsi obat ini tidak boleh bersamaan dengan obat analgesik opioid seperti morfin, atrophine, amitriptyline karena obat obat itu dapat meningkatkan efek dari chlorfeniramine.Jadi agar efek sampingnya minimal konsumsi lah sesuai aturan pakainya bila saat konsumsi CTM mendapatkan efek samping yg dapat membahayakan maka segera berhenti konsumsi obat itu dan segeralah ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.
BalasHapusTerimaksih michara telah membantu saya menjawab pertanyaan no 1, jawabannya sangat mudah untuk saya pahami. Namun ada baiknya ketika penjelasan tentang aturan pakai obat lebih spesifik lagi misalnya , waktu yang tepat untuk pengkonsumsian CTM agar dapat mengurangi efek samping nya itu pada waktu yang bagaimana
HapusUwaaahhhh ternyata ada lanjutannya:)) masyaallah
BalasHapusjazakilllahh khoiron kakak blognya sangat membantu
Artikel nya sangat membantu, terima kasih kakak
BalasHapusterimakasih artikelnya kak, sangat membantu. Semangat kak 🙌🏻
BalasHapusTerima kasih kak telah menambah wawasan kami tentang turunan propilamin dan fenofiazin
BalasHapusSangat bermanfaat sekali
BalasHapusArtikel yang sangat membantu
BalasHapusTerima kasih artikel nya sangat membantu
BalasHapusterimakasih artikelnya membantu
BalasHapusBermanfaat sekali
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat
BalasHapusBlognya bagus, dijelaskan dengan lengkap dan diberikan contoh jg, mksh yaaa
BalasHapusTerimakasih atas ilmunya kakak sangat lengkap dan mudah di mengerti
BalasHapusTerimakasih banyak atas ilmunya, artikelnya sangat bermanfaat 🙏🏻
BalasHapus